IFRS ( INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD )


IFRS ( INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD )

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar akuntansi ini disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).
Natawidnyana (2008) menyatakan bahwa sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standard (IAS). Kemudian IASB mengadopsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan.
Secara keseluruhan IFRS mencakup:
a.       International Financial Reporting Standard (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah tahun 2001
b.      International Accounting Standard (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001
c.       Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001
d.      Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committe (SIC) – sebelum tahun 2001

1)      Alasan Perlunya Standar Akuntansi Internasional
         Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional
         Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
         Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
         Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.
2)      Persiapan Konvergensi PSAK – IFRS
         Pertengahan Agustus 2004, Dirjen Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai mengundang DPN-IAI, kompartemen IAI, DSAK-IAI, DSPAP-IAI KAP, Bapepam, KSAPPD untuk mendiskusikan kesiapan profesi akuntan melakukan konvergensi standar yang berlaku internasional.
         Sebagai full members the International Federation of Accountant (IFAC), IAI berkewajiban memenuhi butir-butir statements of membership obligation (SMO) diantaranya penerapan IFRS
         Dari hasil diskusi dicapai kesepakatan bahwa penyusunan SAK tidak berubah. Penyusunan SAK mengacu ke IAS yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
3)      Permasalahan Yang Dihadapi Dalam Implementasi Dan Adopsi IFRS
a)      Translasi Standar Internasional
            Terdapat kesulitan dalam penerjemahan IFRS (bahasa Inggris) ke bahasa masing-   masing negara , hal ini disebabkan :
  1. Penggunaan kalimat bahasa Inggris yang panjang
  2. Ketidakkonsistenan dalam penggunaan istilah
  3. Penggunaan istilah yang sama untuk menerapkan konsep yang berbeda
  4. Penggunaan istilah yang tidak terdapat padanan dalam terjemahannya
  5. Keterbatasan pendanaan untuk penterjemahan

b)      Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional
1.      Pada beberapa negara, standar akuntansi sebagai bagian dari hukum nasional dan ditulis dalam bahasa hukum. Disisi lain, standar akuntansi internasional tidak ditulis dengan bahasa hukum sehingga harus diubah oleh dewan standar masing-masing negara
2.      Terdapat transaksi-transaksi yang diatur hukum nasional berbeda dengan yang diatur standar internasional. Misal: transaksi ekuitas untuk perusahaan di Indonesia berbeda perlakuan untuk PT, Koperasi atau badan hukum lainnya.

c)      Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional
1.      Adanya kekhawatiran bahwa standar internasional akan semakin kompleks dan rules-based approach. Standar mengatur secara detil setiap transaksi sehingga penyusun LK harus mengikuti setiap langkah pencatatan.
2.      Penerapan standar sebaiknya menggunakan principles-based approach. Standar hanya mengatur prinsip pengakuan, pengukuran, dan pencatatan suatu transaksi

d)     Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional
1.      Standar akuntansi internasional perlu dipahami secara jelas sebelum diterapkan. Tentunya butuh cukup waktu bagi penyusun laporan keuangan, auditor, dan pengguna laporan keuangan untuk memahami suatu standar akuntansi.
2.      Bila standar akuntansi sering berubah-ubah maka akan sangat sulit dipahami apalagi diterapkan.


PERBANDINGAN IFRS DENGAN PSAK
IFRS
PSAK
S/d status 2006, terdiri 37 standar dan 20 interpretasi:
·         7 new standards IFRS
·         30 standar IAS
·         9 new Interpretation (IFRIC)
·         11 Interpretasi (SIC)
S/d status 31 desember 2008, terdiri dari 62 standar dan 8 interpretasi, 3 technical buletin umumnya diadopsi dari IAS, namun beberapa menggunakan referensi SFAS.
Dimulai sejak 1974 (IAS)
Dikembangkan sejak 1994 (PAI)
Lebih merupakan standar umum, hanya ada 4 standar khusus industri
industri (15 standar)

PERBANDINGAN PENERAPAN IFRS DENGAN PSAK
IFRS
PSAK
  1. First time adoption of IFRS
  2. Share-based payment
  3. Business Combinations
  4. Insurance Contract
  5. Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations
  6. Exploration for and Evaluation of Mineral Resources
  7. Financial Instruments: Disclosures

  1. Belum diadopsi.
  2. PSAK 53 belum adopsi IFRS 2, referensi menggunakan US SFAS 123.
  3. PSAK 22 belum mengadopsi IFRS 3, referensi menggunakan IAS 22 (1993).
  4. PSAK 28 dan 36, belum adopsi IFRS 4, referensi menggunakan US SFAS dan regulasi industri asuransi.
  5. PSAK 58 belum adopsi IFRS 5, referensi menggunakan IAS 35 (1998).
  6. PSAK 29 dan 33, belum adopsi IFRS 6, referensi US SFAS dan regulasi industri
  7. PSAK 31 dan 55, belum  adopsi IFRS 7, referensi menggunaka IAS 30, US SFAS dan regulasi industri.









PERBEDAAN YANG SERINGKALI MUNCUL (SURVEY GAAP 2001)
Hambatan konvergensi biasanya muncul atas beberapa isu akuntansi dan pelaporan keuangan berikut:
1.      Pengakuan dan pengukuran:
a.       financial assets and derivative financial instruments,
b.      impairment losses,
c.       provisions,
d.      employee benefit liabilities,
e.       income taxes;
2.      Akuntansi Penggabungan Usaha
3.      Pengungkapan atas:
a.       related party transactions,
b.      segment information.
      MANFAAT KONVERGENSI IFRS
a.       Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional
b.      Meningkatkan arus investasi dlobal melalui transparansi
c.       Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global
d.      Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan
e.       Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management

GAAP CONVERGENCE 2002
1.      IASB melakukan survey terhadap standar akuntansi yang diterapkan di 59 negara dan upaya untuk mencapai konvergensi dengan IFRS.
2.      Tiga hal yang menjadi pertanyaan kunci dalam survey GAAP 2002
a.       Apakah ada perencanaan untuk mengadopsi IFRS atau konvergensi standar akuntansi dengan IFRS?
b.      Apa yang mendasari masing-masing negara (yang disurvey) untuk melakukan konvergensi?
c.       Apa hambatan yang dihadapi masing-masing negara untuk melakukan konvergensi dengan IFRS?
3.      Terdapat beberapa hambatan yang masih dihadapi:
a.       Masih adanya ketidaksesuaian standar di beberapa negara dengan ketentuan IFRS yang signifikan (seperti aturan tentang instrumen keuangan dan standar pengukuran berdasar fair value accounting)
b.      Masih terdapat perbedaan kepentingan antara IFRS yang berorientasi pada capital market dengan standar akuntansi negara-negara yang berorientasi pada ketentuan perpajakan (tax-driven)
c.       Berbagai aturan yang kompleks dalam IFRS dianggap sebagai hambatan bagi sebagian negara untuk melakukan konvergensi.
d.      Masih terdapat gap yang cukup besar antara IFRS dengan standar akuntansi nasional yang diterapkan untuk perusahaan kecil dan menengah (UKM)
4.      Untuk mendukung upaya konvergensi dibutuhkan partisipasi berbagai pihak diantaranya:
a.       Pemerintah/Regulator
b.      Profesi Akuntansi (IAI)
c.       Dewan Standar Akuntansi (DSAK)
d.      IASB
e.       Perusahaan
f.       Akademisi/Universitas
g.      Analis Pasar Modal dan Investor
5.      Hasil survey menunjukkan lebih dari 90% negara menyatakan berkeinginan untuk melakukan konvergensi standar akuntansinya dengan IFRS dan menganggap IASB sebagai lembaga yang representatif.
6.      Sebagian besar negara yang disurvey telah menyatakan secara formal untuk melakukan konvergensi. Pernyataan ini biasanya berawal dari ketentuan pemerintah, otoritas pasar modal maupun dari dewan penyusun standar. Pada umumnya, negara mewajibkan hanya bagi listed companies untuk mengadopsi ketentuan IFRS. Di beberapa negara, dewan penyusun standar berupaya mengurangi perbedaan yang ada diantara IFRS dengan standar akuntansi yang diterapkan yang nantinya akan diadopsi baik oleh perusahaan yang listed maupun yang non-listed.

SUMBER INFORMASI :
Anjasmoro, Mega. 2010.  Adopsi  International Financial Repot Standard: “Kebutuhan atau Paksaan?” Studi Kasus Pada PT Garuda Airlines Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro
Gamayuni, Rindu Rika. 2009. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju International Financial Reporting Standards. Dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14, No. 2, pp. 153-166.
Zamzami, Faiz. Perkembangan Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di Indonesia.
staff.ui.ac.id/internal/.../material/AkuntansiKeuangandanStandar.pptx


1 komentar:

Benagustian mengatakan...

bos ada contoh konkretnya ngak pada perusahaan Pada PT apa gitu, misalnya perbandingan laporan keuanannya sebelum dan setelah penerapan??

Posting Komentar